PuraBesakih merupakan pusat kegiatan dari seluruh Pura yang ada di Bali. Di antara semua pura-pura yang termasuk dalam kompleks Pura Besakih, Pura Penataran Agung adalah pura yang terbesar, terbanyak bangunan-bangunan pelinggihnya, terbanyak jenis upakaranya dan merupakan pusat dan semua pura yang ada di komplek Pura Besakih. PuraBedugul/Ulun Suwi/Ulun Danu yaitu pura tempat pemujaan Ista Dewata sebagai Dewa Kemak-muran, bagi umat yang bermata pencaharian sebagai petani. Hara-pannya adalah agar mengeluarkan air dari perut bumi, menurunkan hu-jan dari langit untuk memberikan kesuburan pada isi alam semesta. Mantram pemujaan di Pura Bedugul/Ulun Suwi/Ulun Danu Bagimasyarakat Indonesia sudah seharusnya mengenal pura yang dibangun untuk memuja dewi Danu ini, karena dipakai dalam salah satu sisi uang Rp50.000. Pura ini merupakan pura subak yaitu pura yang disungsung oleh para petani. Dibangun oleh raja Mengwi pada tahun 1633, kompleks pura ini mempunyai arsitektur campuran Hindu dan Budha. Ditengah danau terdapat sebuah pura yaitu Pura Ulun Danu, yang merupakan tempat pemujaan kepada Sang Hyang Dewi Danu sebagai pemberi kesuburan. Danau Bedugul berlokasi pada ketinggian daratan sekitar 1.239 meter di atas permukaan air laut dan terdapat sebuah pura di pinggir danau Bedugul yang bernama Pura Ulun Danau Beratan. DaerahBali. Kelembagaan Desa adat bersifat permanen dilandasi oleh Tri Hita Karana. Pengertian Desa adat mencakup dua hal, yaitu : (1) Desa adatnya sendiri sebagai suatu wadah, dan (2) adat istiadatnya sebagai isi dari wadah tersebut. Desa adat merupakan suatu lembaga tradisional yang mewadahi kegiatan sosial, budaya dan keagamaan Selainitu, di Bali juga terdapat salah satu pura yang sangat terkenal dan selalu ramai pengunjung setiap harinya. Ya, itu adalah Pura Tanah Lot yang merupakan salah satu tempat wisata di Bali yang terkenal akan keeksotisan dan keindahannya. Apalagi pura ini terletak di tepi pantai dan kamu bisa menyaksikan matahari terbenam yang sangat epic. PuraTanah Lot yang terdiri dari 2 buah pura merupakan pura tempat memuja dewa laut. Keunikan utama dari Pura Tanah Lot adalah pura ini berada di atas sebuah batu karang besar di pinggir laut. Pada saat air laut pasang, anda tidak dapat mendekat ke Pura Tanah Lot karena di sekitar batu karang penyangga Pura Tanah Lot akan digenangi air laut. Tempatnyayang tinggi membuat obyek wisata ini selalu berhawa dingin dan berkabut. Kebun Raya Bedugul merupakan salah satu hutan lindung sebagai paru Walaupun keterangan dalam rontal ini bersifat legenda, namun menarik darisegi analisis sejarah. Pura Besakih juga merupakan pura kahyangan jagat yang memiliki kedudukan paling utama di Mengenaipembangunan Pura Bedugul tempat pemujaan terhadap Dewi Sri, manifestasi Tuhan sebagai simbol pemberi kemakmuran, didirikan menyusul kemudian disebabkan saat itu tempat pembangunan belum ada, sekitar tahun 1978-1980 sistem pengairan subak sudah normal dan rentang waktu itu digunakan untuk para anggota subak mengumpulkan dana untuk Itinerarymasih bersifat fleksibel. Pura Tanah Lot ( Pura yang merupakan icon Bali dengan sunset yang indah, surga belanja souvenir khas Bali dan dikenal sebagai floating temple disaat pasang tiba ) Pura Ulun Danu Bedugul - Pura yang terletak dipinggir danau Beratan dan kita bisa menikmati keindahan danau Beratan sekaligus. Makan PuraTanah Lot ini merupakan bagian dari pura Sad Kahyangan, yaitu pura-pura yang merupakan sendi-sendi pulau Bali. Pura Tanah Lot merupakan pura laut tempat pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Secara global bangunan yang terdapa pada danau Bedugul ini adalah bersifat kuno atau bersifat khas zaman dahuu. Danau tersebut tempatnya juga bersih Subaktelah hadir di Bali sejak abad ke-9 dan merupakan lembaga tradisional yang menerapkan filsafat Tri Hita Karana dalam aktivitasnya. Pada setiap subak terdapat Pura Subak yang menjadi pusat spiritual dalam pengelolaan irigasi di kawasan subak, melalui sejumlah ritual, persembahan, dan pertunjukan seni. Adayang bersifat umum seperti Pura desa dan ada yang sifatnya khusus yaitu Pura keluarga. Di bali terdapat beribu-ribu pura atau sangeh yang masing-masing pura tersebut mempunyai hari upacara (hari perayaan) tertentu sesuai denga perayaan leluhur mereka yang telah ditentukan oleh sistem tanggalanya sendiri-sendiri. Bedugul juga merupakan Adayang bersifat umum seperti Pura desa dan ada yang sifatnya khusus yaitu Pura keluarga. Di bali terdapat beribu-ribu pura atau sangeh yang masing-masing pura tersebut mempunyai hari upacara (hari perayaan) tertentu sesuai denga perayaan leluhur mereka yang telah ditentukan oleh sistem tanggalanya sendiri-sendiri. Ada Kebun Raya di Sementaraitu, sistem irigasi subak dapat disebutkan sebagai suatu sistem irigasi dengan wujud yang sepadan dengan sosio-kultural masyarakat, mencapai tujuannya berdasarkan harmoni dan kebersamaan sesuai landasan tri hita karana (THK), dan menjaga keseimbangan dengan lingkungannya (Sutawan dkk,1989; Pusposutardjo,1997 dan Arif, 1999). 804Ff. Berdasarkan karakternya, pura dapat dibagi menjadi empat jenis yaitu Pura Kahyangan Jagat dan Pura Dang Kahyangan Pura Kahyangan Desa Pura Kawitan Pura Swagina Di samping itu, juga menyajikan Koleksi Denah Pelinggih dan Pura - Menurut Abjad Daftar Pura Menurut Abjad Tentang Bisama Kesucian Pura Tentang Elemen Pura Pura-pura yang Tersohor di Manca Negara Pura Kahyangan Jagat dan Pura Dang Kahyangan Pura Kahyangan jagat tergolong pura untuk umum, sebagai tempat pemujaan Ida Sang Hyang Widi Wasa - Tuhan Yang Maha Esa dalam segala prabhawa-Nya atau manifestasi-Nya. Sedangkan Pura Dang Kahyangan dibangun untuk menghormati jasa-jasa pandita guru suci. Pura Dang Kahyangan dikelompokkan berdasarkan sejarah. Di mana, pura yang dikenal sebagai tempat pemujaan di masa kerajaan di Bali, dimasukkan ke dalam kelompok Pura Dang Kahyangan Jagat. Keberadaan Pura Dang Kahyangan tidak bisa dilepaskan dari ajaran Rsi Rena dalam agama Hindu. Pura Dang Kahyangan adalah pura-pura besar yang berkaitan dengan dharma-yatra Dhang Guru terutama Dhang Hyang Dwijendra termasuk dalam Kahyangan Jagat dan juga pura-pura kerajaan yang pernah ada. Pura Kahyangan Desa Pura-pura yang disungsung oleh desa adat berupa Kahyangan Tiga yaitu tiga buah pura yang melingkupi desa ialah Pura Desa atau Bale Agung sebagai tempat pemujaan Tuhan dalam prabhawa-Nya sebagai pencipta yaitu Brahma, Pura Puseh sebagai tempat pemujaan Tuhan dalan manifestasi-Nya sebagai pemelihara yaitu Wisnu dan Pura Dalem sebagai tempat pemujaan Tuhan dalam manifestasi-Nya sebagai pelebur yaitu Çiwa. Pura Swagina Pura pura ini dikelompokkan berdasarkan fungsinya sehingga sering disebut pura fungsional. Pemuja dari pura-pura ini disatukan oleh kesamaan di dalam kekaryaan atau di dalam mata pencaharian seperti; untuk para pedagang adalah Pura Melanting, para petani dengan Pura Subak, Pura Ulunsuwi, Pura Bedugul, dan Pura Uluncarik. Masih banyak lagi seperti di hotel hotel, perkantoran pemerintah maupun swasta. Pura Kawitan Pura ini sudah bersifat spesifik di mana para pemujanya ditentukan oleh asal usul keturunan atau wit dari orang tersebut. Termasuk ke dalam kategori ini adalah; Sanggah-Pemerajan, Pratiwi, Paibon, Panti, Dadia atau Dalem Dadia, Penataran Dadia, Pedharman dan sejenisnya. Pura Cyber Informasi tentang pura yang didapat oleh kelian dalam beberapa waktu menjadi pemulung di jagat maya. Ada yang lengkap, ada yang cuma selayang pandang, namun sangat informatif dan mengasikkan untuk dibaca. Penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada pemilik wacana, semoga keberadaan semua pura tetap lestari. Tirta Yatra Kumpulan catatan perjalanan spiritual metirtayatra ke beberapa pura, agar dapat menjadi pedoman para semeton yang berniat tangkil ke pura yang sama. Catatan Kelian Umumnya, yang kita sebut dengan jagat, sesuai dengan pengertian leluhur kita adalah Bali. Padahal kini kebanyakan dari kita berpandangan jagat adalah dunia, bahkan ada yang langsung berasumsi bahwa jagat adalah kawasan semesta, lengkap dengan seluruh konstelasi bintang, nebula, komet sampai lubang hitam. Marilah kita mulai berpikir lebih luas. Bayangkan bahwa Kahyangan Jagat dalam Hindu tentu mencakup pura Mandara Giri Semeru Agung di Senduro, Pura Luhur Poten di Bromo, Pura Jagatkerta Gunung Salak di Tamansari, bahkan Pura Payogan Agung Kutai di Kalimantan. Mungkin tidak lama lagi kita akan punya pura Kahyangan Jagat di tiap benua, bahkan mungkin di antartika. Sebenarnya leluhur kita juga sudah berpikir ke arah sana, karena itu Beliau tidak menamai konsep mereka dengan Kahyangan Bali atau Kahyangan Jawa atau lainnya. Kita inilah yang harus terus mengembangkan diri baik dari sisi sekala mau pun niskala. Donny Harimurti - Kelian Pura Ulun Danu di danau Beratan Bedugul memang menjadi salah satu objek wisata populer di Bali, bahkan terkadang hanya disebut sebagai objek wisata Bedugul dan kita paham bahwa tempat tersebut adalah pura Ulun Danu, padahal di kawasan ini ada objek wisata lainnya seperti Kebun Raya Eka Karya atau Botanical Garden. Tapi begitulah kawasan pura Ulun Danu di danau Beratan ini memang sangat indah. Namun demikian jarang yang mengupas sejarah dari keberadaan pura tersebut, lebih banyak yang mengungkapkan keindahan kawasan wisata alam yang bertepikan bukit, berhawa sejuk dan keberadaan bangunan pura yang terletak di tengah danau. baca disini Kebun Raya Bedugul >>>> Pengunjung yang datang ke pura Ulun Danu di danau Beratan Bedugul ini memang lebih tertarik dengan pesona alamnya, tanpa mengerti makna tentang keberadaan pura yang ada di kawasan ini, apalagi menyangkut sejarah keberadaan pura tersebut. Jika memang anda tertarik dengan wisata sejarah maka tempat ini bisa mengabarkan berita sejarah masa lampau yang perlu anda ketahui, sejarah masa lampau tersebut kami ulas sedikit pada halaman ini. Tetapi jika berkunjung ke objek wisata tersebut ikut dalam paket tour dan lengkap dengan guide, maka pemandu wisata bisa memberikan sedikit gambaran sejarah berdirinya pura Ulun Danu, yang merupakan warisan pura kuno di Bali dari jaman leluhur tempo dulu. Asal nama Bedugul dari kata “bedug” dan “kul-kul”, dua kata tersebut merupakan dua buah alat yang menghasilkan bunyi-bunyian. Bedug merupakan alat musik khas umat muslim dan diletakkan juga di masjid-masjid, sedangkan Kul-kul adalah kentongan yang digunakan sebagai tanda untuk komunikasi masyarakat Bali. Dan di kawasan ini ada sebuah masjid berdiri di pinggir jalan, perpaduan dua kata dari dua budaya berbeda ini, merupakan akuluturasi budaya yang sudah terjaga baik di Bali. Ada versi lain juga yang muncul asal dari kata Bedugul tersebut muncul ketika ada seorang raja mandi di danau Beratan, kemudian dilihat oleh warga sekitar dan mengatakan “bedogol raja kelihatan” sehingga kata bedogol tersebut sekarang menjadi Bedugul. Pura Ulun Danu di Danau Beratan Bedugul tersebut dari uraian sejarah kerajaan Bali tempo dulu, seperti dikutip dalam lontar Babad Mengwi, bahwa di kawasan ini terdapat dua peninggalan sejarah yaitu sarkopagus dan juga papan batu yang berasal dari jaman Megalitikum. Sehingga terbilang sudah cukup kuno dan tua, berasal dari tahun 500 SM. Jadi tempat ini sudah digunakan sebagai tempat melakukan ritual sejak jaman megalitikum. Kedua artefak tersebut sekarang diletakkan di dalam pura. Jadi Pura Ulun Danu adalah salah satu pura kuno di pulau Bali. Kalau sejarah keberadaan pura Ulun Danu dikaitkan dengan nama Bedugul rentang waktunya sangat jauh, perbandingannya jaman Megalitikum dengan masuknya Islam ke Bali kalau dikaitkan dengan kata “bedug” pada nama Bedugul. baca juga Danau Beratan Bedugul >>>> Menyimak sejarah dari pura Ulun Danu tersebut, sekilas tersirat dalam lontar Babad Mengwi yang menguraikan, Saat raja Mengwi yaitu I Gusti Agung Putu mengalami kekalahan dalam perang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng. Dalam kekalahannya I Gusti Agung melakukan tapa semadi di puncak Gunung Mangu untuk memohon pencerahan dan kesaktian, setelah berkat tersebut didapatkan beliau bangkit dan mendirikan istana Belayu bela ayu dan kembali berperang melawan I Gusti Ngurah Batu Tumpeng, dan berhasil dengan kemenangan, setelah kemenangan tersebut raja mendirikan pura di tepi danau Beratan dan sekarang bernama pura Ulun Danu. Raja Mengwi yaitu I Gusti Agung Putu yang merupakan pendiri kerajaan Mengwi yang juga memiliki kaitan erat dengan Pura Taman Ayun di Mengwi juga mendirikan pura di pinggir danau Beratan. Raja mendirikan Pura Ulun Danu Beratan sebelum mendirikan pura Taman Ayun. Tidak ada angka tahun yang jelas kapan berdirinya pura tersebut. Namun dalam Lontar Babad Mengwi tersebut disebutkan bahwa pura Taman Ayun dipelaspas pada Anggara Kliwon Medangsia tahun Saka Sad Bhuta Yaksa Dewaya tahun 1634 Masehi atau Isaka 1556. lanjut baca Pura Taman Ayun >>>> Berdasarkan tahun berdirinya pura Taman Ayun di Mengwi, maka dipastikan pura Ulun Danu di danau Beratan Bedugul tersebut didirikan sebelum tahun 1634 Masehi, sedangkan artefak yang ada di pura tersebut diperkirakan sudah ada 500 tahun sebelum masehi. Semenjak berdirinya pura tersebut kerajaan Mengwi menjadi termahsyur dan raja diberi gelar ” I Gusti Agung Sakti” oleh rakyatnya. Pura Ulun Danu Beratan ini diempon atau dipelihara oleh 4 desa satakan atau “gebug satak”, yang terdiri dari; Satakan Baturiti yang terdiri dari 6 bendesa adat, satakan Candi Kuning terdiri 5 bendesa adat, satakan Antapan mewilayahi 4 bendesa adat dan satakan Bangah terdiri dari 3 bendesa adat. Kawasan Pura Ulun Danu di danau Beratan Bedugul tersebut memiliki 5 buah komplek pura dan satu stupa Budha, ini menandakan saat berdirinya pura Ulun Danu tersbut sudah terjadi akulturasi budaya Hindu dengan Budha yang merupakan keselarasan dan harmoni antar umat beragama. Lima komplek pura tersebut diantaranya adalah; pura Penataran Agung menjadi tempat pemujaan Tri Purusha Siwa yaitu Dewa Siwa, Sadha Siwa dan Parama Siwa, Pura Dalem Purwa sebagai stana Bhatari Durga dan Dewa Ludra, Pura Taman Beji sebagai tujuan upacara melasti dan memohon Tirta amertha, Pura Lingga Petak yang terletak di tengah danau sebagai sumber utama air dan kesuburan sebagai stana Dewi Sri dan Pura Prajapati sebagai stana Dewi durga. Pujawali atau Odalan di Pura Ulun Danu Beratan Upacara keagamaan terbesar dilakukan saat odalan atau pujawali yang bertepatan pada hari Selasa anggara Kliwon wuku Julungwangi setiap 6 bula sekali 210 sekali dalam kalender Bali. baca disini Piodalan atau Pujawali Pura di Bali >>>> Namun demikian pada hari-hari tertentu seperti purnama, tilem dan hari raya besar Hindu lainnya, banyak warga Hindu yang datang melakukan acara persembahyangan bersama, termasuk juga menjadi tujuan upacara Melasti dan Ngegara Gunung dalam rangkaian Ngaben. Pura Ulun Danu Beratan di Bedugul ini juga menjadi salah satu objek wisata paling populer di Bali, terletak di Desa Candi Kuning, Kec. Baturuti, Kabupaten Tabanan. Selain sebagai wisata sejarah, bisa menikmati wisata alam dan juga wisata air danau. * Dirangkum dari berbagai sumber. Seperti juga danau-danau lainnya di Bali, Danau Beratan memiliki pura khusus yang disebut dengan Pura Ulun Danu Pura ini menjadi tujuan peribadahan masyarakat sekitar yang mendapat berkah dari air Danau Beratan Pelinggih Lingga Ulun Danu yang berwujud meru bertumpang tiga Panorama di sekeliling danau Beratan yang berada di tengah kawasan wisata Bedugul Secara harfiah, Pura Ulun Danu berarti pura di atas danau yang menjadi tempat pemujaan dewa-dewa pemelihara danau Pelinggih Telengin Segara dan Pelinggih Lingga Ulun Danu yang menjorok ke tengah danau Karena keindahannya, Pura Ulun Danu Beratan diabadikan dalam uang pecahan lima puluh ribu rupiah Jembatan kayu yang menghubungkan dua pelinggih dengan tepi danau, hanya dipasang saat ada upacara keagamaan Pura Ulun Danu Beratan menjadi tempat pemujaan Sang Hyang Widhi Wasa dalam prabawanya sebagai Dewa Kemakmuran Pelinggih Telengin Segara yang berwujud meru bertumpang sebelas Jalan setapak yang menghubungkan areal parkir menuju ke tepi danau, tempat Pura Ulun Danu Beratan berada Latar panorama alam Bedugul yang mengelilinginya menambah keindahan Pura Ulun Danu Beratan Bedugul adalah kawasan dataran tinggi di sisi paling utara dari Kabupaten Tabanan yang menjadi pusat pariwisata Bali. Daerah ini dikenal memiliki udara yang sejuk, areal persawahan berundak, serta tiga danau besar; yaitu Beratan, Buyan, dan Tamblingan. Masing-masing danau ini berperan vital bagi kehidupan masyarakat sehingga memiliki posisi penting secara spiritual sesuai ajaran Hindu yang dianut masyarakat Bali. Karena itulah, di masing-masing danau ini, berdiri pura khusus yang disebut Pura Ulun Danu. Salah satu di antara tiga pura yang dianggap memiliki arti paling penting serta sejarah panjang adalah Pura Ulun Danu Beratan. Secara harfiah, “pura ulun danu” berarti di pura di atas danau dan dapat dijabarkan sebagai pura yang didirikan sebagai tempat pemujaan terhadap Sang Hyang Widhi Wasa dan dewa-dewa pemelihara suatu danau. Beberapa lontar menyebutkan Pura Ulun Danu Beratan menjadi tempat pemujaan kepada Sang Hyang Widhi dalam prabawanya sebagai Dewa Kemakmuran. Pura ini juga berfungsi sebagai tempat pemujaan dewi yang bersemayam di Danau Beratan, yaitu Dewi Laksmi – yang merupakan dewi kesuburan dan keindahan. Selain itu, keberadaan Danau Beratan sebagai sumber air bagi irigasi pertanian untuk areal sekitar membuatnya menyandang status Pura Kahyangan Jagat, yaitu pura umum tempat persembahyangan umat Hindu dari lintas daerah, golongan, dan profesi. Fungsi Pura Ulun Danu sebagai tempat pemujaan diwujudkan dengan keberadaan beberapa bangunan pemujaan/pelinggih. Di antara pelinggih tersebut, terdapat dua bangunan – yaitu Palebahan Pura Tengahing Segara dan Palebahan Palinggih Lingga Petak/Ulun Danu yang posisinya menjorok ke tengah danau. Posisi yang unik dari kedua bangunan suci ini jarang ditemui di pura ulun danu yang didirikan di danau-danau lainnya di Bali. Hal ini membuat kedua bangunan suci di tengah Danau Beratan ini tidak saja memiliki nilai secara spiritual tetapi juga nilai keindahan yang tinggi. Selain berfungsi sebagai tempat peribadatan bagi umat Hindu dari banyak daerah di sekitarnya, Pura Ulun Danu Beratan memang telah menjadi pusat daya tarik bagi pariwisata di Bedugul. Daya tarik utama dari kompleks pura ini tak lain adalah Pelinggih Telengin Segara yang berwujud meru bertumpang 11 dan Pelinggih Lingga Ulun Danu yang berwujud meru bertumpang tiga. Posisi serta latar panorama alam yang mengelilingi kedua bangunan suci ini membuatnya memiliki nilai estetika tinggi untuk diabadikan. Hal inilah yang mendorong pemerintah setempat untuk mengabadikan daya tarik wisata Bedugul ini dalam uang pecahan lima puluh ribu rupiah. Artikel Terkait Mendengar kata Bali, rasanya sudah tidak asing lagi ya di telinga kita. Pasalnya, pulau tersebut merupakan surganya tempat untuk berwisata. Selain tanah lot, ada juga lho destinasi wisata yang tidak kalah ikonik yaitu Pura Danu Beratan,Bedugul. Bahkan gambar dari pura yang ada di tempat wisata ini menjadi salah satu ikon gambar pada mata uang pecahan Rp sehingga tempat ini selalu saja diminati oleh banyak pengunjung. Ada banyak hal menarik yang bisa kamu dapatkan dari tempat ini, seperti pemandangan puranya. Ketika kamu berwisata kemari maka kamu dapat mengabadikan gambar dari pura yang ada di Ulun Danu Beratan ini. Pura tersebut terlihat begitu indah tinggi menjulang dan tampak indah di balik lensa kamera bagi para pemotretnya. Adanya latar belakang gunung juga menambah kesan asri pada kawasan ini. Kamu dapat berswafoto sepuasnya dengan pemandangan yang sungguh menkajubkan ini. Selain itu, kawasan wisata ini bertempat di dataran tinggi sekitar meter dari permukaan air laut. Oleh karena itu, udara di sini terasa begitu sejuk dan dingin terutama pada pagi dan sore hari. Kamu dapat menikmati perjalanan wisata dengan nyaman dan juga tenang karena udara yang masih alami. Jadi, selain kamu bisa puas berswafoto di kawasan wisata ini, kamu juga bisa sekalian menenangkan pikiran yang penat. Di sini kamu juga bisa loh mengelilingi danau menggunakan kapal boat, kamu akan dibawa berkeliling danau dari ujung sampai ujung hingga puas. Rasanya segar sekali ketika percikan air menyapu kulit wajah kita. Pemandangan alam yang masih asri dan juga terdapat kabut tipis, wah sungguh tempat wisata yang bisa menentramkan hati dan menyejukkan mata. Pura Ulun Danu Beratan ini berlokasi di Jl. Bedugul-Singaraja, Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Tempat ini buka mulai pukul WITA. Para pengunjung diperkenankan datang ke sini untuk melakukan kegiatan fotografi, asalkan tetap sopan dan juga tidak merusak fasilitas dan juga bangunan pura. Nah, itulah tadi sedikit ulasan tentang tempat wisata yang ada di pulau dewata Bali. Semoga bermanfaat bagi kalian yang sedang mencari rekomendasi tempat wisata dan akan berkunjung ke Bali.

pura bedugul merupakan pura yang bersifat