Sepertibanyak kasus perceraian, biasanya masalah timbul karena ada “pihak ketiga”. So, as the eldest daughter yang bertanggung jawab sama adek-adeknya yang juga gerah ama sikon gak enak waktu itu, budhe gue langsung turun ke lapangan melakukan investigasi kenapa hal itu bisa terjadi. Dan penyidikanpun berlanjut
Takdir: Adalah ketentuan suatu peristiwa yang terjadi. Contoh dari takdir adalah : " Anda ditakdirkan Oleh Allah Swt menjadi manusia berjenis kelamin L/P, Meninggal dll"Tidak Bisa Dirubah" Nasib : Nasib adalah sebuah ketentuan Allah SWT Yang dapat dirubah/ sebuah proses. Contoh :" Anda orang miskin menjadi kaya, malas menjadi rajin, sakit menjadi sehat,
Paraumat Muslim, coba resapi kata-kata mutiara Islami yang bisa menjadi motivasi agar tidak mudah putus asa. Ragam kata-kata mutiara Islami bisa membangkitkan semangatmu agar tidak mudah menyerah. Banyak kata-kata mutiara Islami yang diberikan oleh tokoh-tokoh Islam hingga sahabat Nabi Muhammad SAW untuk didalami maknanya.
KehadiranDewi Perssik dalam sidang mediasi tersebut telah dibenarkan oleh kuasa hukumnya, Sandy Arifin. Angga Wijaya telah mengajukan gugatan cerai terhadap Dewi Perssik ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan, pada Senin (20/6/2022).. Pasangan suami istri tersebut pun diminta untuk menghadiri sidang mediasi pada 4 Juli mendatang.
Tak da sapa nak kawin cerai..Takdir manusia milik Allah, orang baik tetap dikenang abah yang baik budi alFatehah dan takziah buat @yatie_sendayutinggi dan @aliffsyukriterlajaklaris “Sebenarnya.. perkahwinan itu adalah komitment seumur hidup.Kunci syurga dan dan sabar menyatukan hati”.
MenyembahHyang Sejati. Syahdan, Syekh Abdul Qadir al-Jilani sedang dalam perjalanan bersama para muridnya. Pada satu momen mereka berpapasan dengan seseorang yang sedang mabuk berat. Tak dinyana, pemabuk tersebut menghentikan langkah rombongan itu dan mengutarakan tiga pertanyaan yang sontak membuat Syekh terkejut.
Jadi kepikiran nih, sadar gak sadar, t ernyata banyak lho "ketombe-ketombe" yang ada dalam hati dan pikiran kita, yang disembunyikan oleh Allah, dan orang lain gak tau. Ya bayangin aja, kalo semua orang tau apa yang terbesit di hati dan pikiran kita, pas kita mikir jelek ke orang, mbayangin yang kotor, berprasangka buruk, muncul dengki, benci, merendahkan
Lalu bagaimana caranya agar kita bisa qana’ah, menerima apa yang diberikan Allah kepada kita?” kurang lebih begitulah pertanyaanku. Setelah ada tiga penanya, moderator mempersilahkan pada Drs. itu untuk menjawab.
YaAllah ya Tuhanku yang Maha Mengerti Berikanlah aku kekuatan Menolak bayangannya jauh ke dada langit Hilang bersama senja yang merah Agarku sentiasa tenang Walaupun tanpa bersama dengannya Ya Allah yang tercinta Pasrahkanlah aku dengan takdir-Mu Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan Adalah yang terbaik
Terkiniid, Jakarta – Angga Wijaya menggugat cerai istrinya, Dewi Perssik.Dan gugatan cerai ini resmi diputus pada Senin 1 Agustus 2022 oleh Pengadilan Agama Jakarta Selatan.. Maka dengan ini untuk ketiga kalinya Dewi Perssik menyandang status janda setelah sebelumnya bercerai dengan Saipul Jamil dan Aldi Taher.. Terkait hal tersebut, Dewi Perssik
Darisekian banyak firman dan kitab suci itu, hanya Al-Quran saja yang berbahasa Arab. Selebihnya, Allah SWT telah berbicara kepada manusia dengan beragam bahasa manusia. Tidak mungkin Allah SWT berbicara kepada manusia dengan bahasa binantang atau bahasa alien, karena tidak akan ada gunanya. Kepada orang yang berbahasa Ibrani, Allah berbicara
Berikutpenjelasannya. Sebelum menyebutkan apa saja 6 rukun iman yang wajib dipahami setiap Muslim, kamu harus paham arti iman sesungguhnya. Buat para mualaf atau yang baru belajar ilmu Islam ketika dewasa maka perlu belajar memahami 6 rukun iman. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), iman artinya kepercayaan (yang berkenaan dengan
Jadi takdir itu sesuatu hal yang sudah terjadi, ketika anda saat ini menjadi sholeh, karena anda memilih pilihan yang diberikan oleh Allah untuk menjadi seorang yang sholeh, dan sebaliknya ketika anda saat ini menjadi berandalan, karena anda yang memilih takdir menjadi berandalan, dan anda sudah diberikan pilihan dan petunjuk oleh Allah, jalan manakah yang akan
Menurutsaya takdir itu bisa dinamis , tergantung dg apa yg dilakukan manusia ybs / bgmn manusia tsb menggunakan freewill nya . Jika dikaitkan sg msalah jodoh , maka takdir itu menjadi sebuah pilihan ( Sy mengartikan Jodoh adalah Pasangan yg telah melkukan pernikahan scr Agama dan Scr Neraga)
Ya Allah, Rava gak ngerti apa itu ‘ cerai ‘. Tapi aku mohon cerai itu adalah hal yang terbaik untuk Ayah sama Bunda. Tapi yasudahlah, itu memang takdir yang harus diterima oleh Rava. Tok Tok Tok. Suara ketukan pintu rumah Rava membuyarkan lamunannya, ia bingung siapa yang datang pagi-pagi sekali ke rumahnya. Tanpa pikir panjang ia
tJZt8ie. KENAPA ada banyak orang di dunia ini yang akhirnya memutuskan untuk bercerai atau berpisah? Padahal, orang yang kita nikahi, lama mendampingi kita, merupakan cerminan dari diri kita sendiri, bisa katakanya dia adalah jodoh kita. Semua itu kembali kepada takdir. Sebenarnya di Lauh Mahfudz kita telah dituliskan banyak pilihan tentang jalan hidup apa yang akan kita jalani. Itulah hak manusia yang kita miliki. Yaitu kita mempunyai kewajiban dalam “memilih” tentang apa-apa yang akan terjadi selanjutnya di dalam hidup kita. Tentunya setiap pilihan tersebut sebenarnya memang telah tertulis dan ada jalan sendiri-sendiri termasuk urusan jodoh. BACA JUGA Gugat Cerai karena Tergoda Mantan, Ini Akibatnya Rasulullah telah memberikan kita petunjuk dan juga nasihat untuk memilih pasangan hidup. Namun jika kita masih memilih pasangan hidup kita yang tidak sesuai dengan petunjuk tersebut, sesungguhnya kita sedang berlarut diri daripada nafsu dan ego. Maka dari itu jika pasangan hidup kita malah membawa kita menjauh diri dari Allah, jangan salahkan Allah yang telah menuliskan takdir. Karena semua itu sebenarnya sudah sesuai daripada apa yang telah kamu pilih sebelumnya. Apa dengan cara yang baik dan halal sesuai Islam atau dengan cara maksiat. Bukankah Allah sudah memperingatkan. Rasulullah pun sudah berpesan. Kita sendiri yang menentukan pilihan, walaupun hasil akhirnya tetap ada di tangan Tuhan, apakah mempersatukan dengan orang pilihan kita meskipun kita salah jalan, atau justru menggagalkan. Jika Allah menyatukan jangan berbangga dan merasa benar dulu, belum tentu Allah meridhai pilihan kita tadi bukan? Karena Allah hanya akan meridhai yang baik-baik saja. BACA JUGA Apakah Pasangan Bercerai bisa Bersatu lagi di Surga? Tapi karena kasih-Nya, Dia mengabulkan apa yang kita usahakan, Dia mengizinkan semua itu terjadi, namun di balik kehendak-Nya tadi, tidak kah kita takut Allah berkata.. “Inikah maumu? Inikah yang membuatmu bahagia? Inikah yang kau pilih? maka Aku izinkan semua maumu ini terjadi. Namun kau juga harus mempertanggung jawabkan semua ini di akhirat nanti” Jadi, kembali kepada diri masing-masing ya kawan dalam mendapatkan jodoh. Nah itulah Takdir Jodoh menurut pandangan Islam. Semoga tulisan ini dapat membuka mata hati kamu agar tidak galau lagi dan juga bersemangat menjemput pasangan dengan penuh keridloannya. Aamiin. Waallahualam. [] SUMBER ISLAM MEDIA
Pertanyaan Saudara saya meninggal dunia gantung diri. Umurnya baru 25 tahun. Yang menjadi masalahnya adalah pertengkaran ringan yang terjadi antara dirinya dengan ibu saya. Kami sungguh shok dan sedih sekali. Ada banyak pertanyaan yang ingin saya lontarkan sehubungan dengan kasus ini. Pertama Kenapa Allah memilihkan cara mati semacam ini untuk saudaraku. Kedua Umur ayahku 75 tahun, ia orang yang taat beragama dan wara sekali. Ibuku juga orang yang mulia, lembut dan baik hati. Kenapa Allah memperlihatkan hari yang semacam ini dalam hidup mereka? Ketiga Mungkinkah kami menolong saudara kami itu yang tidak terhidung sama dengan kami? Bagaimana kami bisa melihatnya di Surga nanti? Apakah mungkin kami mengirim salam kepadanya? Apakah salam kami akan sampai kepadanya? Kemudian selain itu, usai diatopsi, ternyata kematiannya itu bukanlah karena tercekik, tetapi karena patah tulang punggungnya. Yang terjadi sesungguhnya bahwa di kamarku memang ada ayunan kain untuk anakku. Saudaraku mengambil sebuah kursi kecil yang dekat dengan ayunan tersebut dan mengikatkan kain itu di lehernya sambil mengatakan "Saya mau bunuh diri!" kala itu ibuku sedang shalat di kamarnya. Kami merasa itu bukanlah bunuh diri. Tampaknya kemarahannya-lah yang mendorongnya melakukan hal itu. Teman-temannya mengatakan bahwa ia termasuk jenis orang yang berfikir banyak kalau harus bunuh diri. Ia bahkan sebenarnya sering menasihati teman-temannya untuk menghindari bunuh diri, kalau mereka membicarakan hal itu. Jenazahnya juga bagus. Tampaknya ia tidak sedikitpun manahan sulitnya sesuatu, atau perasaan sejenis itu. Ia tampak hanya seperti orang tertidur, seolah-olah kami tinggal membangunkannya saja. Apakah itu menunjukkan tanda-tanda tertentu? Tolong diberi jawaban, karena kami betul-betul shok dengan kejadian tak terduga ini. Teks Jawaban Dalam menjawab beberapa pertanyaan ini, ada beberapa hal yang perlu dipahami Pertama Bahwa segala sesuatu itu terjadi dengan takdir Allah. Segala yang terjadi dalam alam wujud ini, baik atau buruk, semuanya dengan takdir dan ketentuan serta kehendak Allah. Karena tidak ada Rabb selain Allah dan tidak ada yang mengatur segala sesuatu bersama-Nya. Kedua Kita harus mengimani hikmah atau kebijaksanaan Allah dalam takdir-takdir-Nya. Allah memiliki hikmah yang mendalam dalam segala yang terjadi di alam nyata ini, mungkin kita mengetahui hikmah tersebut, mungkin juga tidak. Justeru banyak sekali hikmah Allah itu yang tidak bisa dicerna oleh akal para hamba-Nya. Maka para hamba harus berserah diri kepada Allah Ta'ala dan mengimani kemahasempurnaan segala hikmah-Nya. Tidak boleh menyangkal syariat maupun takdir-Nya. Ketiga Bahwa bunuh diri itu merupakan kejahatan besar. Orang yang bunuh diri untuk lari dari musibah, kesulitan, kemiskinan, atau karena gejolak perasaan dan rasa marah, dengan semua itu ia telah menyiapkan dirinya untuk menerima siksa Allah. Allah berfirman "Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam naar. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." An-Nisa 29-30 Diriwayatkan dengan tsabit dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda "Barangsiapa yang melakukan bunuh diri dengan menggunakan sebilah besi di tangannya, maka ia akan menusukkan besinya itu ke perutnya di Neraka Jahannam selama-lamanya. Dan barangsiapa yang melakukan bunuh diri dengan racun di tangannya, maka ia akan meminumnya terus-menerus di Neraka Jahannam nanti.." Segala yang disebutkan dalam kejadian itu, harus diserahkan semuanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Secara zhahir yang dia lakukan adalah bunuh diri, karena ia menggantung diri, yakni mengikat lehernya dengan tali, sehingga membunuh dirinya sendiri. Dikatakan, ia telah bunuh diri atau berniat bunuh diri. Wallahu A'lam. Adapun soal keshalihan kedua orang tuanya dan komitmen mereka dalam agama, tidaklah menghalangi Allah untuk memberi cobaan kepada mereka dengan sebagian bentuk musibah sehingga tampak kesabaran mereka. Hal itu akan menjadi pengampun buat dosa-dosa mereka. Seorang mukmin itu selalu mendapatkan kebaikan dalam urusan mereka. Bila ia mendapatkan kesenangan, lalu ia bersyukur, maka itu menjadi kebaikan buat dirinya. Dan bila tertimpa musibah, lalu ia bersabar, itu juga menjadi kebaikan baginya. Semua itu hanya berlaku bagi seorang mukmin saja. Terjadinya musibah bagi seseorang, tidaklah menunjukkan kehinaan seorang hamba di si Rabb-nya, kalau keduanya konsekuen dalam menjalankan syariat Allah. Keimanan, ketaatan dan ketakwaan kepada Allah adalah sebab kemuliaan seorang mukmin. Sementara kekufuran, kefasikan dan perbuatan maksiat adalah sebab kehinaan. Orang yang tertimpa musibah lalu bersabar, itu akan meninggikan derajatnya. Musibah itu sendiri ada bermacam-macam. Terkadang berupa sakit, hilangnya harta, meninggalkan orang yang dikasihi seperti anak, saudara, orang tua, suami atau isteri dan lain-lain. Allah memberi cobaan para hamba-Nya dengan musibah dan kenikmatan, yakni keburukan dan kebaikan. Allah berfirman "Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaanyang ssebenar-benarnya..." Al-Anbiya 35 Kalau bunuh diri itu terjadi karena ketidaktahuan, sementara pada dasarnya orang tersebut konsekuen dalam beribadah kepada Allah, selalu menjalankan shalat lima waktu, maka masih diharapkan ia mendapatkan pengampunan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena Allah itu Maha Pengasih dari segala yang pengasih. Namun kalau ia sudah mengetahui diharamkannya bunuh diri tersebut, namun ia mengambil jalan tersebut untuk mengeluarkan diri dari kesulitan yang menghimpitnya, maka ia terkena bahaya ancaman dan siksa yang tersebut dalam hadits. Namun demikian, kalau ia orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, bertauhid kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, ia tetap berada dalam kehendak Allah; Allah bisa menyiksanya, bisa juga mengampuninya. Kalaupun ia disiksa, ia akan dikeluarkan juga dari Neraka. Allah berfirman "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari syirik itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya…" An-Nisaa 48 Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda "Akan keluar dari Neraka setiap orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dan dalam hatinya ada meskipun sebiji dzarrah keimanan.." Adapun kondisinya ketika dimandikan dan dirawat serta segala kondisi lahir yang baik, bisa diharapkan itu merupakan pertanda baik baginya dan bahwa ia telah menutup hidupnya dengan husnul khaatimah, bahwa ia telah mendapat ampunan dan maghfirah di sisi Allah. Namun hal itu tidak dapat dipastikan. Karena paling banter, semua kondisi lahir itu hanyalah merupakan kabar gembira. Apabila orang yang bunuh diri itu seorang muslim yang bertauhid dan menjalankan shalat, kita dibolehkan berbuat baik kepadanya dengan mendoakannya dan memohon maghfirah agar Allah mengampuni dosa-dosanya. Di antaranya berbagai dosa yang dia lakukan, seperti mencari sebab kematian dengan bunuh diri. Sementara yang disebut dalam pertanyaan tentang kritikan terhadap cara yang dipilih oleh Allah untuk kematiannya, itu termasuk menggugat takdir Allah. Allah adalah yang menetapkan takdir. Dia yang menciptakan segala sesuatu. Segala sesuatu itu terjadi dengan takdir Allah Subhanahu wa Ta'ala. Allah adalah Maha Bijaksana Lagi Maha Mengetahui. Akan tetap tidak bisa berdalih dengan takdir Allah terhadap pelanggaran terhadap syariat Allah. Sementara segala yang terjadi di dunia ini juga tidak boleh digugat karena sudah takdir dari Allah. Iman dan hikmah Allah Subhanahu wa Ta'ala itu harus diimani.
Allah SWT berfirman " Dan diantara kekuasanNYA ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri,supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya,dan dijadikanNYA diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." Berdasarkan ayat tersebut, Sudah menjadi sunatullah bahwa Allah menciptakan semua mahlukNYA berpasang-pasangan dan semua manusia pasti ada jodohnya,tergantung ikhtiar dari manusia itu sendiri atau takdir Allah. Karena setiap takdir itu ada yang mutlak sudah menjadi ketentuan Allah, kita manusia hanya bisa menerimanya dan satu lagi adalah takdir ikhtiar yaitu takdir yang memang bisa diperoleh dengan jalan ikhtiar atau usaha yang sungguh-sungguh, yang dalam hal ini adalah melalui ihtiar Doa Misal Sholat Hajad. Allah ta'ala telah berjanji dalam firmanNYA "Laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji dan wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang kejipula , laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baikpula.'' Nuur26. Rasulullah SAW, bersabda "Tidak ada yang dapat menolak takdir ketentuan Allah kecuali doa dan tidak ada yang dapat menambah umur kecuali berbuat kebaikkan." HR Tirmidzi, HR. Ibnu Majah Allah Ta'ala memperkuat ketentuannya dalam firmanNYA "Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan apa yang Dia kehendaki, dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab Lauh Mahfuzh." QS. Ar Ra'd 39. Untuk itulah berdasarkan Alquran dan hadis tersebut, muslim yang baik adalah untuk muslimah yang baik dan lelaki yang buruk adalah untuk wanita yang buruk pula, maka tugas seorang muslim/muslimah yang baik adalah berikhtiar dengan sungguh-sungguh dan berdo'a kepada Allah agar mendapatkan jodoh yang baik, dan menyerahkan sepenuhnya ihtiarnya tersebut pada Ridho dan ketentuan Allah dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai Berapakah Jodoh Kita Apakah Ada 1 Atau Lebih Dari 1.? Jika kita mendengar kata jodoh konotasi kita pasti hanya satu seumur hidup hingga kematian memisahkan jika jodoh itu hanya satu kenapa di antara kita masih ada perceraian, apakah pasangan kita sebelumnya bukan jodoh kita ? Dalam konsep jodoh menurut pandangan islam menjelaskan perceraian tak lepas dari takdir semua itu di serahkan kepada hamba Allah walaupun islam tidak menganjurkan utuk bercerai namun justru terkadang perceraian membawa kebaikan pada kita, ketika pasangan hidup kita mempunyai akhlak yang buruk dan tidak mau tunduk apa syariat islam. Jodoh/pasangan hidup juga mungkin tidak seumur hidup dan jumlahnya bukan hanya satu sesuai kehendak Allah SWT terhadap hambanya, jadi jika ada seorang laki2 menikahi seorang wanita dan dikatakan mereka berjodoh namun saat pasangan suami istri ini berpisah maka dikatakan pernikahan sudah berahir dan laki2 tersebut menikahi wanita lainya maka pasangan baru itu jodoh baginya dan begitu seterusnya. Jadi sebuah perkawinan yang didalammnya sudah tidak lagi membawa kedamaian hati serta mengandung nilai-nilai ibadah bagi pasangan suami isteri, Kemudian Allah tetapkan masa habisnya pernikahan mereka, maka perceraian itu pasti terjadi, dengan Tujuan untuk memperbaiki kehidupan para hambanya tersebut, Lalu kemudian digantikan bagi hamba2Nya yang bertaqwa kepadaNYA dengan jodoh berikutnya yang lebih baik. Semua kejadian tersebut sudah ada di lauhul mahfudz tempat dimana ditulisskan semua kejadian yang akan terjadi dan kita sebagai manusia tidak pernah tahu seperti apakah dan bentuk ketentuannya. karena itu rahasia Allah SWT jika semua sudah di takdirkan oleh Allah Tanda - Tanda seorang layak berjodoh dengan kita menurut Islam. Menurut Kesimpulan Yang sangat bijak dari para ulama, untuk memahami apakah seseorang itu berjodoh dengan kita, ada 3 tiga hal/tanda-tanda yang harus diperhatikan 1."Siapa yang paling bisa Memaklumi keadaan anda". Jodoh bermula dari hati ke hati, maka jika ada orang yang benar-benar mencintai anda, ialah ia yang bisa memaklumi anda dari hati yaitu memaklumi dari berbagai segi fisik, perasaan, keadaan dan yang terpenting ia yang mau menerima anda apa adanya. 2. "Siapa yang paling bisa Memaafkan kesalahan anda". Memang sangat sulit untuk mendapatkan pasangan baik, apalagi yang mempunyai sifat pemaaf. Pada dasarnya manusia mempunyai batas kesabaran yang berbeda-beda, namun setidaknya ia dapat memaafkan kesalahan anda. Karena pasangan yang mencintai anda dengan tulus adalah ia yang mampu memaafkan segala kesalahan yang anda lakukan. Namun yang perlu anda garis bawahi, jangan sampai anda melakukan kesalahan fatal, karena pasangan anda juga manusia biasa yang memiliki batasan KESABARAN. 3. "Siapa yang paling bisa Memotivasi diri anda". Dalam hidup tidak selamanya diatas, seperti halnya roda yang berputar. Seiring jalannya waktu hidup juga berputar terkadang diatas, terkadang dibawah. Maksudnya adalah pasangan yang baik ialah ia yang selalu memotivasi diri anda walaupun posisi hidup anda dibawah. Karena dewasa ini banyak sekali pria maupun wanita yang mencari pasangan hanya berdasarkan materi. Ketika mempunyai segala-galanya ia mendekat, tapi ketika semua kekayaan hilang ia menjauh. Maka dari itu carilah pasangan yang setia memotivasi diri anda walaupun posisi hidup anda tidak kaya raya. D. Ciri-ciri seorang itu berjodoh atau tidak dengan kita menurut Islam 1. Kebaikan dan keimanannya tak jauh beda denganmu. Yah, seperti yang ada pada ayat alqur'an di atas bahwa wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik dan sebaliknya, ini mengandung makna bahwa keimanannya, kebaikannya tak jauh beda denganmu. 2. Karakter dan kepribadiannya mirip denganmu. Berdasarkan riset yang dilakukan para ulama, bahwa ternyata setelah hidup bersama, mereka yang berjodoh menyadari bahwa karakter dan kepribadian mereka hampir mirip. Hal ini kemungkinan yang mendasari bahwa mereka yang berjodoh akan hidup langgeng, karena sama2 mempunyai kemiripan karakter dan kepribadian. Antara satu sama lain merasa menjadi diri mereka sendiri dan bisa memahami satu sama lain, mudah menemukan solusi jika ada masalah diantara keduanya. Mereka yang berjodoh merasa tidak asing lagi dengan pasangannya, walaupun mereka baru saja kenalan yang tidak lama, selanjutnya memutuskan untuk menikah. Sungguh Allah Maha Tahu, karena pasangan kita adalah orang terbaik yang telah Allah SWT persiapkan untuk kita. 3. Jika kita melihat wajahnya, pandangan mata seakan ingin tertunduk malu, dan bila mereka berjabat tangan saling bersentuhan kulita ada getaran perasaan dihati mereka. Hal ini mungkin karena adanya kontak batin diantara keduanya, mereka merasa seakan ada kedekatan tersendiri, walaupun baru pertama kali bertemu. Seperti yang ada di atas bahwa mereka yang berjodoh merasa tidak asing satu sama lain. Selain itu juga ketulusannya begitu mencerahkan hati dan pikiran bagi masing-masing. 4. Setiap tutur dan akhlaqnya mengandung magma motivasi yang tersendiri, yang akan membuat keduanya untuk saling mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dia seakan mampu mengubah segala kegalauan, kesedihan menjadi kebahagiaan tersendiri.
Keimanan seorang mukmin yang benar harus mencakup enam rukun. Yang terakhir adalah beriman terhadap takdir Allah, baik takdir yang baik maupun takdir yang buruk. Kesalahan dalam memahami keimanan terhadap takdir dapat berakibat fatal, menyebabkan batalnya seluruh keimanan paparan ringkas ini dapat membantu kita untuk memahami keimanan yang benar terhadap takdir Allah. Empat Prinsip Keimanan kepada Takdir Pembaca yang dirhamati Allah, perlu kita ketahui bahwa keimanan terhadap takdir harus mencakup empat prinsip. Pertama. Mengimani bahwa Allah Ta’ala mengetahui dengan ilmunya yang azali sejak dahulu dan abadi tentang segala sesuatu yang terjadi baik perkara yang kecil maupun yang besar, yang nyata maupun yang tersembunyi, baik itu perbuatan yang dilakukan oleh Allah maupun perbuatan makhluk-Nya. Semuanya terjadi dalam pengilmuan Allah Ta’ala. Kedua. Mengimanai bahwa Allah Ta’ala telah menulis dalam lauhul mahfuzh catatan takdir segala sesuatu sampai hari kiamat. Tidak ada sesuatupun yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi kecuali telah tercatat. Dalil kedua prinsip di atas terdapat dalam Al Kitab dan As Sunnah. Dalam Al Kitab, Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab Lauh Mahfuzh. Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah” QS. Al Hajj 70. Allahjuga berfirman yang artinya, “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya pula, dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata Lauh Mahfuzh” QS. Al An’am59. Sedangkan dalil dari As Sunnah, di antaranya adalah sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, “… Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi” HR. Muslim Ketiga. Mengimani bahwa kehendak Allah meliputi segala sesuatu, baik yang terjadi maupun yang tidak terjadi, baik perkara besar maupun kecil, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, baik yang terjadi di langit maupun di bumi. Semuanya terjadi atas kehendak Allah Ta’ala, baik itu perbuatan Allah sendiri maupun perbuatan makhluk-Nya. Keempat. Mengimani penciptaan Allah,bahwa Allah Ta’ala menciptakan segala sesuatu baik yang besar maupun kecil, yang nyata dan tersembunyi,. Ciptaan Allah mencakup segala sesuatu dari bagian makhluk beserta sifat-sifatnya dan segala sesuatu berupa perkataan dan perbuatan makhluk. Dalil kedua prinsip di atas adalah firman Allah Ta’alayang artinya, “Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. Kepunyaan-Nya lah kunci-kunci perbendaharaan langit dan bumi. Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah, mereka itulah orang-orang yang merugi.”QS. Az Zumar 62-63. Juga firman-Nya yang artinya, “Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu“.” QS. As Shaffat 96. lihat Taqriib Tadmuriyah Sikap Pertengahan Dalam Memahami Takdir Diantara prinsip ahlus sunnah adalah bersikap pertengahan dalam memahami Al Qur’an dan As Sunnah, tidak sebagaimana sikap ahlul bid’ah. Ahlus sunnah beriman bahwa Allah telah menetapkan seluruh takdir sejak azali, dan Allah mengetahui takdir yang akan terjadi pada waktunya dan bagaimana bentuk takdir tersebut, semuanya terjadi sesuai dengan takdir yang telah Allah tetapkan. Adapun orang-orang yang menyelisihi Al Quran dan As Sunnah mereka bersikap berlebih-lebihan. Yang satu terlalu meremehkan dan yang lain melampaui batas. Kelompok Qadariyyah mereka mengingkari adanya takdir. Merka mengatakan bahwa Allah tidak menakdirkan perbuatan hamba. Menurut mereka perbuatan hamba bukan makhluk Allah, namun hamba sendirilah yang menciptakan perbuatannya. Mereka mengingkari penciptaan Allah terhadap perbuatan hamba. Kelompok yang lain adalah yang terlalu melampaui batas dalam menetapkan takdir. Mereka dikenal dengan kelompok Jabariyyah. Mereka berlebihan dalam menetapkan takdir dan menafikan adanya kehendak hamba dalam perbuatannya. Mereka mengingkari adanya perbuatan hamba dan menisbatkan semua perbuatan hamba kepada Allah. Jadi seolah-olah hamba dipaksa dalam perbuatannya. Lihat Al Mufiid fii Muhammaati at Tauhid Kedua kelompok di atas telah salah dalam memahai takdir sebagaimana ditunjukkan dalam dalil yang banyak. Di antaranya firman Allah Ta’alayang artinya, “yaitu bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki menempuh jalan itu kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.”QS. At Takwiir 28-29 Pada ayat “ yaitu bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus” merupakan sanggahan untuk Jabariyyah, karena pada ayat ini Allah menetapkan adanya kehendak bagi hamba. Hal ini bertentangan dengan keyakinan mereka yang mengatakan bahwa hamba dipaksa tanpa memiliki kehendak. Kemudian Allah berfirman yang artinya, “Dan kamu tidak dapat menghendaki menempuh jalan itu kecuali apabila dikehendaki oleh Allah, Tuhan semesta alam.” Dalam ayat ini terdapat bantahan untuk Qodariyah yang mengatakan bahwa kehendak manusia itu berdiri sendiri dan diciptakan oleh hamba tanpa sesuai dengan kehendak Allah, karena dalam ayat ini Allah mengaitkan kehendak hamba dengan kehendak-Nya. lihat Al Irsyaad ilaa Shahiihil I’tiqad Takdir Baik dan Takdir Buruk Takdir terkadang disifati dengan takdir baik dan takdir buruk. Takdir yang baik sudah jelas maksudnya. Lalu apa yang dimaksud dengan takdir yang buruk? Apakah berarti Allah berbuat sesuatu yang buruk? Dalam hal ini kita perlu memahami antara takdir yang merupakan perbuatan Allah dan dampak/hasil dari perbuatan tersebut. Jika takdir disifati buruk, maka yang dimaksud adalah buruknnya sesuatu yang ditakdirkan tersebut, bukan takdir yang merupakan perbuatan Allah, karena tidak ada satu pun perbuatan Allah yang buruk. Seluruh perbuatan Allah mengandung kebaikan dan hikmah. Jadi keburukan yang dimaksud ditinjau dari sesuatu yang ditakdirkan/ hasil perbuatan, bukan ditinjau dari perbuatan Allah. Untuk lebih jelasnya bisa kita contohkan sebagai berikut. Seseorang yang terkena kanker tulang ganas pada kaki misalnya, terkadang membutuhkan tindakan amputasi pemotongan bagian tubuh untuk mencegah penyebaran kanker tersebut. Kita sepakat bahwa terpotongnya kaki adalah sesuatu yang buruk. Namun pada kasus ini, tindakan melakukan amputasi pemotongan kaki adalah perbuatan yang baik. Walupun hasil perbuatannya buruk yakni terpotongnya kaki, namun tindakan amputasi adalah perbuatan yang baik. Demikian pula dalam kita memahami takdir yang Allah tetapkan. Semua perbuatan Allah adalah baik, walaupun terkadang hasilnya adalah sesuatu yang tidak baik bagi hamba-Nya. Namun yang perlu diperhatikan, bahwa hasil takdir yang buruk terkadang di satu sisi buruk, akan tetapi mengandung kebaikan di sisi yang lain. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah membuat mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar” QS. Ar Ruum 41. Kerusakan yang terjadi pada akhirnya menimbulkan kebaikan. Oleh karena itu keburukan yang terjadi dalam takdir bukanlah keburukan yang hakiki, karena terkadang akan menimbulkan hasil akhir berupa kebaikan. Lihat Syarh al Aqidah al Wasithiyah li Syaikh Utsaimin Bersemangatlah! Jangan Hanya Bersandar Pada Takdir Sebagian orang memiliki anggapan yang salah dalam memahami takdir. Mereka hanya pasrah terhadap takdir tanpa melakukan usaha sama sekali. Sungguhini merupakan kesalahan yang nyata. Bukankah Allah juga memerintahkan kita untuk mengambil sebab dan melarang kita dari bersikap malas? Apabila kita sudah mengambil sebab dan mendapatkan hasil yang tidak kita inginkan, maka kita tidak boleh sedih dan berputus asa karena semuanya sudah merupakan ketetapan Allah. Oleh karena itu Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Bersemangatlah dalam hal yang bermanfaat bagimu. Minta tolonglah pada Allah dan jangalah kamu malas! Apabila kamu tertimpa sesuatu, janganlah kamu mengatakan ’Seaindainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan jadi begini atau begitu’, tetapi katakanlah QoddarallÄÂhu wa maa syÄÂ-a fa’ala” HR. Muslim Al Irsyaad ilaa Shahiihil I’tiqad Faedah Penting Keimanan yang benar terhadap takdir akan membuahkan hal-hal penting, di antaranya sebagai berikut Hanya bersandar kepada Allah ketika melakukan berbagai sebab dan tidak bersandar kepada sebab itu sendiri. Karena segala sesuatu tergantung padatakdirAllah. Seseorang tidak boleh sombong terhadap dirinya sendiri ketika tercapai tujuannya, karena keberhasilan yang ia dapatkan merupakan nikmat dari Allah, berupa sebab-sebab kebaikan dan keberhasilan yang memang telah ditakdirkan oleh Allah. Kekaguman terhadap dirinya sendiri akan melupakan dirinya untuk mensyukuri nikmat tersebut. Munculnya ketenangan dalam hati terhadap takdir Allah yang menimpa dirinya, sehingga dia tidak bersedih atas hilangnya sesuatu yang dicintainya atau ketika mendapatkan sesuatu yang dibencinya. Sebab semuanya itu terjadi dengan takdir Allah. Allah berfirman yang artinya,“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan tidak pula pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab Lauhul Mahfuzh sebelum Kami menciptakannya. …” QS. Al Hadiid 22-23. Syarh Ushuulil Iman Demikian paparan ringkas seputar keimanan terhadap takdir. Semoga bermanfaat. AlhamdulillÄÂhiladzi bini’matihi tatimmush shÄÂlihÄÂt. Penulis Adika M Alumni Ma’had Al Ilmi
apakah cerai itu takdir allah